Karya sastra mempunyai unsur pembangun, yaitu:
1.
Unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur pembentuk karya sastra
di luar karya sastra, meliputi: latar belakang kehidupan penulis, keyakinan dan
pandangan hidup penulis, adat istiadat yang berlaku pada saat itu, situasi
politik (persoalan sejarah), ekonomi, dsb. Unsur-unsur ekstrinsik secara tidak
langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Secara lebih
khusus lagi ia dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang mempengaruhi bangun
cerita sebuah karya sastra, tetapi tidak menjadi bagian di dalamnya. Pemahaman
unsur ekstrinsik suatu karya sastra, bagaimanapun, akan membantu dalam hal pemahaman
makna karya itu mengingat bahwa karya sastra tak muncul dari situasi kekosongan
budaya. Bentuk penyampaian moral dalam karya fiksi mungkin bersifat langsung
atau tidak langsung.
2. Unsur intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang terkandung di dalam
karya sastra itu sendiri, meliputi:
a.
Tema
Merupakan pokok persoalan dalam cerita. Setiap cerita
mempunyai satu tema walau cerita itu sangat panjang.
b.
Amanat
Yaitu pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Pesan dalam karya sastra bisa berupa kritik, harapan, usul, dan sebagainya.
c.
Karakter/ perwatakan
Yaitu tokoh dalam
sebuah cerita (manusia, tumbuhan maupun benda lain).
Karekter dapat dibagi menjadi:
§ Karakter
utama: tokoh yang membawakan tema dan memegang banyak peranan dalam cerita.
§ Karakter
pembantu: tokoh yang mendampingi karakter utama.
§ Protagonis:
karakter/tokoh yang mengangkat tema.
§ Antagonis: karakter/tokoh
yang memberi konflik pada tema dan biasanya berlawanan dengan karakter
protagonis.
§ Karakter
statis (Flat/static character) : karakter yang tidak mengalami
perubahan kepribadian atau cara pandang dari awal sampai akhir cerita.
§ Karakter
dinamis (Round/ dynamic character): karakter yang mengalami
perubahan kepribadian dan cara pandang. Karakter ini biasanya dibuat semirip
mungkin dengan manusia sesungguhnya, terdiri atas sifat dan kepribadian yang
kompleks.
*) Catatan:
Karakter pembantu biasanya adalah karakter
statis karena tidak digambarkan secara detail oleh penulis sehingga perubahan
kepribadian dan cara pandangnya tidak pernah terlihat secara jelas.
*) Karakterisasi:
Cara penulis menggambarkan karakter. Ada banyak cara
untuk menggali penggambaran karakter, secara garis besar karakterisasi ditinjau
melalui dua cara yaitu secara naratif dan dramatik. Teknik
naratif berarti karakterisasi dari tokoh dituliskan langsung oleh penulis
atau narator. Teknik dramatik dipakai ketika karakterisasi tokoh terlihat dari
antara lain: penampilan fisik karakter, cara berpakaian, kata-kata yang
diucapkannya, dialognya dengan karakter lain, pendapat karakter lain, dsb.
d.
Konflik
Konflik adalah pergumulan yang dialami oleh
karakter dalam cerita dan. Konflik ini merupakan inti dari sebuah karya sastra
yang pada akhirnya membentuk plot. Ada empat macam konflik, yang dibagi dalam
dua garis besar:
§ Konflik
internal
Individu-diri sendiri: Konflik ini tidak
melibatkan orang lain, konflik ini ditandai dengan gejolak yang timbul dalam
diri sendiri mengenai beberapa hal seperti nilai-nilai. Kekuatan karakter akan
terlihat dalam usahanya menghadapi gejolak tersebut.
§ Konflik
Eksternal
Individu – Individu : Konflik yang dialami seseorang
dengan orang lain
Individu – alam : Konflik yang dialami individu dengan
alam. Konflik ini menggambarkan perjuangan individu dalam usahanya untuk
mempertahankan diri dalam kebesaran alam.
Individu- Lingkungan/ masyarakat : Konflik yang dialami individu dengan
masyarakat atau lingkungan hidupnya.
e.
Setting/ latar
Merupakan keterangan
tempat, waktu dan suasana dlam sebuha cerita.
f.
Plot/ alur
Merupakan jalan cerita
dari awal sampai selesai. Alur adalah rangkaian cerita yang disusun
secara runtut. Alur cerita biasanya dibangun oleh perkenalan, pertikaian,
klimaks, peleraian, dan akhir cerita. Alur cerita bisa maju maupun mundur. Maju
artinya cerita dimulai dari cerita waktu dulu ke cerita waktu sekarang.
Sedangkan alur mundur adalah kebalikannya.
§ Eksposisi:
penjelasan awal mengenai karakter dan latar( bagian cerita yang mulai
memunculkan konflik/ permasalahan)
§ Klimaks:
puncak konflik/ ketegangan
§ Falling
action: penyelesaian
g.
Simbol
Simbol digunakan untuk mewakili sesuatu yang abstrak.
Contoh: burung gagak (kematian)
h.
Sudut pandang
Merupakan sudut
pandang yang dipilih penulis untuk menyampaikan ceritanya.
§ Orang
pertama: penulis berlaku sebagai karakter utama cerita, ini ditandai dengan
penggunaan kata “aku”. Penggunaan teknik ini menyebabkan pembaca tidak
mengetahui segala hal yang tidak diungkapkan oleh sang narator. Keuntungan dari
teknik ini adalah pembaca merasa menjadi bagian dari cerita.
§ Orang kedua:
teknik yang banyak menggunakan kata ‘kamu’ atau ‘Anda.’ Teknik ini jarang
dipakai karena memaksa pembaca untuk mampu berperan serta dalam cerita.
§ Orang
ketiga: cerita dikisahkan menggunakan kata ganti orang ketiga, seperti: mereka
dan dia.
i.
Teknik penggunaan bahasa
Dalam menuangkan idenya, penulis biasa memilih
kata-kata yang dipakainya sedemikian rupa sehingga segala pesannya sampai
kepada pembaca. Selain itu, teknik penggunaan bahasa yang baik juga membuat
tulisan menjadi indah dan mudah dikenang. Teknik berbahasa ini misalnya
penggunaan majas, idiom dan peribahasa.
ü Cara Mengidentifikasi Unsur Instrinsik:
1.
Tema dapat diidentifikasi dengan cara menulis hal-hal
yang dibicarakan dalam cerita, baik secara tersirat maupun tersurat. Hal yang
paling banyak dibicarakan itulah yang biasanya yang menjadi pokok bahasan atau tema
cerita.
2.
Amanat dapat ditangkap dari sebab akibat perbuatan
para tokohnya. Jika tokoh adalah orang yang jujur dan dalam
cerita tersebut ia menjadi orang yang berhasil dalam hidupnya, berarti cerita
tersebut mengundung pesan tentang kejujuran.
3.
Alur dapat diidentifikasi dengan menulis kapan cerita
itu dimulai dan diakhiri. Jika cerita diawali dari waktu lalu menuju waktu sekarang, berarti
cerita tersebut beralur maju, demikian sebaliknya jika beralur mundur.
4.
Untuk menentukan tokoh utama adalah dengan menghitung
berapa banyak tokoh tersebut tampil dan seberapa banyak dibicarakan. Tokoh yang
paling banyak tampil dan dibicarakan adalah tokoh utama dalam
cerita.
5.
Latar sangat mudah diidentifikasi, yaitu dengan
memperhatikan kapan dan di mana cerita itu berlangsung.
6.
Sudut pandang berkaitan dengan gaya penceritaan
penulis. Jika pengarang menggunakan kata aku untuk mewakili dirinya,
berarti penulis ikut terlibat dalam cerita yang ditulisnya.