Kamis, 18 Oktober 2018

Topologi Jaringan Komputer

Topologi jaringan merupakan suatu bentuk atau struktur jaringan yang menghubungkan antar komputer satu dengan yang lain dengan menggunakan media kabel maupul kabel.

Jenis-jenis Topologi Jaringan

1. Topologi Bus 


Topologi bus bisa dibilang topologi yang cukup sederhana dibanding topologi yang lainnya. topologi ini biasanya digunakan pada instalasi jaringan berbasis fiber optic, kemudian digabungkan dengan topologi star untuk menghubungkan client atau node. 
Topologi bus hanya menggunakan sebuah kabel jenis coaxial di sepanjang node client dan pada umumnya, ujung kabel coaxial tersebut biasanya diberikan T konektor sebagai kabel end to end.

Kelebihan Topologi Bus :
  • Biaya instalasi sangat murah karena hanya menggunakan sedikit kabel.
  • Penambahan client/workstation baru dapat dilakukan dengan mudah.
  • topologi yang sangat sederhana dan mudah diaplikasikan.
Kekurangan Topologi Bus :
  • Jika salah satu kabel pada topologi jaringan bus putus atau bermasalah, hal tersebut dapat mengganggu komputer workstation/client yang lain.
  • proses sending (mengirim) dan receiving (menerima) data kurang efisien, biasanya sering terjadi tabrakan data pada topologi ini.
  • topologi yang sangat jadul dan sulit dikembangkan.

2. Topologi Star


Topologi star atau bintang merupakan salah satu bentuk topologi jaringan yang biasanya menggunakan switch/hub untuk menghubungkan client satu dengan client yang lain.

Kelebihan Topologi Star :
  • apabila salah satu komputer mengalami masalah, jaringan pada topologi ini tetap berjalan dan tidak mempengaruhi komputer yang lain.
  • bersifat fleksibel.
  • tingkat keamanan bisa dibilang cukup baik dari topologi bus.
  • kemudahan deteksi masalah cukup mudah jika terjadi kerusakan pada jaringan.
Kekurangan Topologi Star :
  • Jika switch/hub yang notabennya sebagai titik pusat mengalami masalah, maka seluruh komputer yang terhubung pada topologi ini juga mengalami masalah.
  • cukup membutuhkan banyak kabel, jadi biaya yang dikeluarkan cukup mahal.
  • Jaringan sangat tergantung pada terminal pusat.

3. Topologi Ring


Topologi ring atau cincin merupakan salah satu topologi jaringan yang menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya dalam suatu rangkaian melingkar, mirip dengan cincin. Biasanya topologi ini hanya menggunakan LAN Card untuk menghubungkan komputer satu dengan komputer lainnya.

Kelebihan topologi Ring :
  • Memiliki performa yang lebih baik daripada topologi bus.
  • Mudah diimplementasikan.
  • Konfigurasi ulang dan instalasi perangkat baru cukup mudah.
  • biaya instalasi cukup murah.
Kekurangan Topologi Ring :
  • Kinerja komunikasi dalam topologi ini dinilai dari jumlah/banyaknya titik atau node.
  • Troubleshooting bisa dibilang cukup rumit.
  • Jika salah satu koneksi putus, maka koneksi yang lain juga ikut putus.
  • Pada topologi ini biasanya terjadi collision (tabrakan data).
4. Topologi Mesh



Topologi mesh merupakan bentuk topologi yang sangat cocok dalam hal pemilihan rute yang banyak. Hal tersebut berfungsi sebagai jalur backup pada saat jalur lain mengalami masalah.

Kelebihan Topologi Mesh :
  • Jalur pengiriman data yang digunakan sangat banyak, jadi tidak perlu khawatir akan adanya tabrakan data (collision).
  • Besar bandwith yang cukup lebar.
  • keamanan pada topologi ini bisa dibilang sangat baik.
Kekurangan Topologi Mesh :
  • Proses instalasi jaringan ini sangat rumit.
  • Membutuhkan banyak kabel.
  • Biaya instalasi sangat mahal.
5. Topologi Peer to Peer

Topologi peer to peer merupakan topologi yang sangat sederhana dikarenakan hanya menggunakan dua buah komputer untuk saling terhubung.

Pada topologi ini biasanya menggunakan satu kabel yang menghubungkan antar komputer untuk proses pertukaran data.

Kelebihan Topologi Peer to Peer :
  • Biaya yang dibutuhkan sangat murah.
  • masing-masing komputer dapat berperan sebagai client maupun server.
  • Instalasi jaringan yang cukup mudah.
Kekurangan Topologi Peer to Peer :
  • Keamanan pada topologi jenis ini bisa dibilang sangat rentan.
  • Sulit dikembangkan.
  • Sistem keamanan dikonfigurasi oleh masing-masing pengguna.
  • troubleshooting jaringan bisa dibilang rumit.
 6. Topologi Linier


Topologi linier atau biasanya disebut topologi bus beruntut. pada topologi ini biasanya menggunakan satu kabel utama guna menghubungkan tiap titik sambunfan pada setiap komputer.

Kelebihan Topologi Linier :
  • Mudah dikembangkan.
  • Membutuhkan sedikit kabel.
  • Tidak memerlukan kendali pusat.
  • Tata letak pada rangkaian topologi ini bisa dibilang cukup sederhana.
Kekurangan Topologi Linier :
  • Memiliki kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi.
  • Keamanan data kurang baik. 
7. Topologi Tree


Topologi tree atau pohon merupakan topologi gabungan antara topologi star dan juga bus. Topologi jaringan ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan hirarki yang berbeda-beda.

Kelebihan Topologi Tree :
  • Susunan data terpussat secara hirarki, hal tersebut membuat manajemen data lebih baik dan mudah.
  • Mudah dikembangkan menjadi jaringan yang lebih luas lagi.
Kekurangan Topologi Tree :
  • Apabila komputer yang menduduki tingkatan tertinggi mengalami masalah, maka komputer yang terdapat di bawahnya juga ikut bermasalah. 
  • Kinerja jaringan pada topologi ini terbilang lambat.
  • Menggunkan banyak kabel dan kabel terbawah (backbone) merupakan pusat dari teknologi ini.
8. Topologi Hybrid

Topolohi hybrid merupakan topologi gabungan antara beberapa topologi yang berbeda. Pada saat dua atau lebih topologi yang berbeda terhubung satu sama lain, disaat itulah gabungan topologi tersebut membentuk topologi hybrid.

Kelebihan Topologi Hybrid :
  • Fleksibel
  • Penambahan koneksi lainnya sangat mudah.
Kekurangan Topologi Hybrid :
  • Pengelolaan pada jaringan ini sangat sulit.
  • Biaya pembangunan pada topologi ini mahal.
  • Instalasi dan konfigurasi jaringan pada topologi ini cukup rumit, karena terdapat topologi yang berbeda-beda.

Selasa, 09 Oktober 2018

Repeater, Bridge, Network Interface Card (NIC), dan OSI Layer

Pengertian HUB


Repeater adalah suatu alat yang berfungsi memperluas jangkauan sinyal WIFI yang belum tercover oleh sinyal dari server agar bisa menangkap sinyal WIFI. Perangkat Repeater harus 2 alat, yakni untuk menerima sinyal dari server (CLIENT) dan untuk menyebarkan lagi sinyal Wifi (accespoint).

Fungsi Repeater :

  • Untuk mengover daerah-daerah yang lemah sinyal dari Server (pemancar)
  • Untuk memperjauh sinyal dari Server (pemancar)
  • Untuk mempermudah akses sinyal Wifi dari Server.

Pengertian Bridge


Bridge jaringan adalah sebuah komponen jaringan yang digunakan untuk memperluas jaringan atau membuat sebuah segmen jaringan. Bridge jaringan beroperasi di dalam lapisan data-link pada model OSI. Bridge juga dapat digunakan untuk menggabungkan dua buah media jaringan yang berbeda, seperti halnya antara media kabel Unshielded Twisted-Pair (UTP) dengan kabel serat optik atau dua buah arsitektur jaringan yang berbeda.

Fungsi Bridge :

BRIDGE berfungsi untuk membagi sebuah jaringan hingga menjadi dua buah jaringan . BRIDGE mengatur informasi diantara kedua sisi network agar dapat berjalan dengan teratur.

Pengertian NIC

NIC adalah sebuah kartu yang berfungsi sebagai jembatan dari komputer ke sebuah jaringan komputer. Tugas NIC adalah untuk mengubah aliran data paralel dalam bus komputer menjadi bentuk data serial sehingga dapat ditransmisikan di atas media jaringan.

Fungsi NIC :

  • Media pengirim data ke komputer lain di dalam jaringan
  • Mengontrol data flow antara komputer dan sistem kabel
  • Menerima data yang dikirim dari komputer lain lewat kabel dan menerjemahkannya ke dalam bit yang dimengerti oleh komputer.

Pengertian OSI Layer (Model OSI)

Open System Interconnection atau biasa disingkat OSI adalah sebuah model referensi dalam bentuk kerangka konseptual yang mendefinisikan standar koneksi untuk sebuah komputer. Tujuan dibuatnya model referensi OSI ini adalah agar menjadi rujukan untuk para vendor dan developer sehingga produk atau software yang mereka buat dapat bersifat interporate, yang berarti dapat bekerja sama dengan sistem atau produk lainnya tanpa harus melakukan upaya khusus dari si pengguna.
Pada prosesnya model OSI dibagi menjadi tujuh layer yang mana tiap layer tersebut memiliki peran yang saling terkait antara layer diatas dengan layer yang dibawahnya. Berikut ini penjelasan mengenai tujuh layer OSI.

1. Physical Layer

Physical layer merupakan layer pertama atau yang terendah dari model OSI. Layer ini bertanggung jawab untuk mentransmisikan bit data digital dari physical layer perangkat pengirim (sumber) menuju ke physical layer perangkat penerima (tujuan) melalui media komunikasi jaringan.
Pada physical layer data ditransmisikan menggunakan jenis sinyal yang didukung oleh media fisik, seperti tegangan listrik, kabel, frekuensi radio atau infrared maupun cahaya biasa.

2. Data Link Layer

Data link layer bertanggung jawab untuk memeriksa kesalahan yang mungkin terjadi pada saat proses transmisi data dan juga membungkus bit kedalam bentuk data frame. Data link layer juga mengelola skema pengalamatan fisik seperti alamat MAC pada suatu jaringan. Data link layer merupakan salah satu layer OSI yang cukup kompleks, oleh karena itu layer ini kemudian dibagi lagi menjadi dua sublayer, yaitu layer Media Access Control (MAC) dan Layer Logical Link Control (LLC).
Layer Media Access Control (MAC) bertanggung jawab untuk mengendalikan bagaimana sebuah perangkat pada suatu jaringan memperoleh akses ke medium dan izin untuk melakukan transmisi data. Layer Logical Link Control (LLC) bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan membungkus protokol network layer dan mengontrol pemeriksaan kesalahan dan juga melakukan sinkronisasi pada frame.

3. Network Layer

Network layer bertanggung jawab untuk menetapkan jalur yang akan digunakan untuk melakukan transfer data antar perangkat di dalam suatu jaringan. Router jaringan beroperasi pada layer ini, yang mana juga menjadi fungsi utama pada layer network dalam hal melakukan routing.
Routing memungkinkan paket dipindahkan antar komputer yang terhubung satu sama lain. Untuk mendukung proses routing ini, network layer menyimpan alamat logis seperti alamat IP untuk setiap perangkat pada jaringan. Layer Network juga mengelola pemetaan antara alamat logikal dan alamat fisik. Dalam jaringan IP, pemetaan ini dilakukan melalui Address Resolution Protocol (ARP).

4. Transport Layer

Transport layer bertanggung jawab untuk mengirimkan pesan antara dua atau lebih host didalam jaringan. Transport layer juga menangani pemecahan dan penggabungan pesan dan juga mengontrol kehandalan jalur koneksi yang diberikan. Protokol TCP merupakan contoh yang paling sering digunakan pada transport layer.

5. Session Layer

Session layer bertanggung jawab untuk mengendalikan sesi koneksi dialog seperti menetapkan, mengelola dan memutuskan koneksi antar komputer. Untuk dapat membentuk sebuah sesi komunikasi, session layer menggunakan sirkuit virtual yang dibuat oleh transport layer.

6. Presentation Layer

Presentation layer bertanggung jawab untuk mendefinisikan sintaks yang digunakan host jaringan untuk berkomunikasi. Presentation layer juga melakukan proses enkripsi/ dekripsi informasi atau data sehingga mampu digunakan pada lapisan aplikasi.

7. Application Layer

Application layer merupakan lapisan paling atas dari model OSI dan bertanggung jawab untuk menyediakan sebuah interface antara protokol jaringan dengan aplikasi yang ada pada komputer. Application layer menyediakan layanan yang dibutuhkan oleh aplikasi, seperti menyediakan sebuah interface untuk Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), telnet dan File Transfer Protocol (FTP). Pada bagian sinilah dimana aplikasi saling terkait dengan jaringan.

Cara Kerja OSI Layer

Proses berjalannya data dari suatu host ke host lain pada sebuah jaringan terbilang cukup panjang, semua data tersebut harus melalui setiap layer dari OSI untuk dapat sampai ke host tujuan. Contoh misalnya ketika anda akan mengirimkan sebuah email ke komputer lain pada sebuah jaringan komputer.
Proses yang terjadi pertama adalah pada application layer, yaitu menyediakan program aplikasi email yang akan digunakan untuk mengirim data ke komputer lain melalui jaringan. Pada presentation layer email tersebut kemudian dikonversi menjadi sebuah format jaringan. Kemudian pada session layer akan dibentuk sebuah sesi perjalanan data tersebut dari mulai dibentuk hingga selesainya proses pengiriman.


Rabu, 26 September 2018

Jenis-jenis Jaringan Komputer

Jenis-Jenis Jaringan Komputer


Jaringan komputer secara umum adalah hubungan antara dua atau lebih sistem komputer melalui media komunikasi untuk melakukan komunikasi data satu dengan yang lainnya.

1. PAN (Personal Area Network)

PAN (Personal Area Network) adalah jaringan komputer yang digunakan untuk transmisi data antara perangkat pribadi seperti komputer, tablet, smartphone, personal digital assistant (PDA), konsol video game, perangkat peripheral dan perangkat hiburan pribadi lainnya.

PAN dapat digunakan untuk komunikasi antara perangkat pribadi sendiri (komunikasi interpersonal), atau untuk menghubungkan perangkat ke jaringan dengan tingkat yang lebih besar dan internet (uplink) dimana salah datu perangkat "master" mengambil peran sebagai router internet.

2. LAN (Lokal Area Network)



LAN (Local Area Network) adalah jaringan komputer yang menghubungkan komputer dalam area terbatas seperti rumah, sekolah, laboratorium, universitas atau kantor dan memiliki peralatan jaringan sendiri dan interkoneksi yang dikelola secara lokal. LAN sangat bermanfaat untuk membagi sumber daya, seperti penyimpanan data dan printer. jaringan komputer jenis ini dapat dibangun dengan hardware yang relatif murah, seperti wireless access point, hub, adapter jaringan dan kabel ethernet.

Jika LAN sepenuhnya menggunakan teknologi wireless, maka jenis jaringan ini disebut sebagai WLAN (Wireless Local Area Network).

3. MAN (Metropolitan Area Network)


MAN adalah jaringan komputer yang menghubungkan para pengguna dengan sumber daya komputer pada sebuah area geografis atau area yang lebih besar dari yang tercakup oleh LAN, tetapi lebih kecil dari area yang tercakup oleh WAN.

Tergantung pada konfigurasinya, jaringan jenis ini dapat mencakup area mulai dari beberapa mil hingga puluhan mil. MAN sering digunakan untuk menghubungkan beberapa LAN untuk membentuk jaringan yang lebih luas. Saat jaringan ini dirancang khusus untuk sebuah Universitas, maka terkadang disebut sebagai CAN (Campus Area Network).

4. WAN (Wide area Network)


WAN (Wide Area Network) adalah jaringan komputer atau jaringan telekomunikasi yang membentang di atas jarak geografis yang sangat luas, seperti seluruh negara atau seluruh dunia. jaringan komputer jenis WAN biasanya terdiri dari beberapa jenis jaringan yang lebih kecil, seperti LAN dan MAN.

Bisnis, Pendidikan dan Lembaga Pendidikan menggunakan jaringan jenis WAn untuk relay data antara para staf, mahasiswa, klien, pembeli dan pemasok dari berbagai daerah. dengan menggunakan WAN, akan memungkinkan bisnis untuk secara efektif melaksanakan fungsi hariannya dimanapun lokasinya. internet merupakan contoh yang paling terkenal untuk WAN publik.

Rabu, 28 November 2012

Lupakan Secepatnya

Lupakan saja
Sebab mata kita berbeda
Ya, tak sama
dan kita memahaminya
dan kita melupakannya
Secepatnya

Selasa, 27 November 2012

Lawas

Ruh ini telah usang berpadu dalam jasad.
Akan tetapi kapan ku temukan ahad dalam abad?

Selalu, menjadi tawanan
Yang menyendiri, sepi.
Sempat, beberapa detik ku lahap udara bebas.
Lantas setelah itu aku ditawan lagi
Oleh perkara yang ku sebut sunyi, sudah lawas.

Metafora dalam Penerjemahan Arab-Indonesia


ABSTRAKSI
Metafora atau majaz sering memberikan pengertian bahwa makna sebuah kata di luar makna yang lazim dipahami karena ada alas an yang membenarkan kata tersebut diinterpretasikan demikian. Dengan kata lain bahwa majaz merupakan ungkapan atau kata yang digunakan untuk menunjukkan makna lain yang memiliki keterkaitan disertai adanya qorinah penghalang untuk diterjemahkan menurut arti pertama.
Penerjemahan metafora tidak terbatas pada satu kata dalam sebuah ungkapan, bahkan bias ungkapan, ta’bir dan tutur kalimat yang merupakan sarana pengungkapan ide-ide, permasalahan-permasalahan bahkan perasaan, di mana pengungkapan secara metaforis ini menjadi sebuah model dalam menuangkan pokok-pokok pikiran yang bernilai sastra.
Ada beberapa metode yang digunakan dalam penerjemahan metafora yang efektif digunakan untuk memudahkan penerjemah, di antaranya adalah yang diungkapkan oleh New Mark (1986) dan Larson (1991) yang masing-masing memiliki kelebihan-kelebihan tertentu.
Dalam penerjemahan metafora juga dipertimbangkan antara metafora dan simile, antara metafora mati dan metafora hidup. Karena itu semua aspek yang melingkupi sistem penerjemahan metafora adalah tidak lain untuk kesempurnaan makna suatu bahasa sumber tatkala diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran.
Pendahuluan
Penerjemaham merupakan suatu kiat yang bertujuan memperoleh padanan bagi bahasa sumber (BSu), sehingga pesan yang terkandung dalam bahasa sumber dapat diungkapkan kembali dalam bahasa sasaran (BSa). Bahkan lebih dari itu, penerjemahan harus ditempatkan dalam konteks komunikasi, secara khusus komunikasi kebahasaan.
Sebagian pakar mengemukakan bahwa penerjemahan merupakan upaya mengungkapkan kembali pesan yang terkandung dalam bahasa sumber ke dalam bahasa penerima dengan menggunakan padanan yang sesuai dan mendekati aslinya.
Penerjemahan Metafora (Arab : Majaz), merupakan pemindahan makna teks ke dalam suatu bahasa dalam pengertian yang tidak sesuai dengan makna-makna yang diketahui secara umum. Penerjemahan metafora telah lama tumbuh dan berkembang di dunia Islam, terutama dalam hal menafsirkan dan mentakwilkan ayat-ayat al-Qur’an. Penerjemahan metofora dalam sejarah umat Islam popular sejak masa Tabi’ tabi’in.
Hampir semua ulama sepakat tentang perlunya ta’wil terhadap ayat-ayat al-Qur’an, maka para Mufassir pada masa Tabi’ tabi’in itu mulai menerjemahkan ayat-ayat al-Qur’an yang mengandung majaz, di antaranya adalah Imam Syatiby dan Imam Suyuthy yang menilai majaz sebagai salah satu bentuk keindahan bahasa. Demikian juga Mustafa Mahmud yang menilai majaz sebagai unsure terpenting dalam kusasteraan (Shihab : 1995).
Hal di atas menunjukkan bahwa penerjemahan metafora dalam dunia Islam menjadi sebuah kebutuhan dalam rangka memahami teks-teks agama, yang dalam hal ini tidak terbatas pada al-Qur’an dan al-Hadits semata, akan tetapi juga pada narasi-narasi yang berbahasa Arab. Oleh karena itu terjemahan majaz merupakan suatu hal yang sangat bernilai dalam kesusasteraan yang tidak bias dijangkau kecuali bagi orang-orang yang telah memahami teks-teks sastra secara baik.
Berangkat dari pemahaman bahwa penerjemahan metafora atau majaz telah menjadi tradisi di dunia sastra Arab, maka perlu pengembangan cara-cara pemaknaan yang lebih baik terhadap perhadap penerjemahan metafora tersebut. Hal ini terkait dengan pembahasan tentang seberapa dalam pengetahuan dan wawasan penerjemah dalam penerjemahan majaz. Oleh karena itu dalam tulisan ini akan disajikan beberapa kerangka definitif-teoritis mengenai penerjemahan metafora berikut dengan metode penerjemahannya.
Metafora, Simile dan Majaz
Sebelum diuraikan pengertian beberapa istilah di atas, maka terlebih dahulu akan dikemukakan pengertian terjamah.  Terjemah berasal dari bahasa Arab ترجم – يترجم – ترحمة, yang dalam bahasa Inggris disebut translation. Secara etimologis ada empat kemungkinan makna dari terjemah. Pertama, menyampaikan pembicaraan kepada orang lain yang pembicaraan tersebut tidak sampai padanya. Kedua, berarti menafsirkan pembicaraan dengan bahasa yang sama dengan bahasa pembicaraan itu. Ketiga, menafsirkan pembicaraan dengan bahasa bukan bahasa pembicara dan keempat, berarti proses peralihan dari satu bahasa ke bahasa lain. (Zarqani dalam Ainin : 2003)
Dari pengertian etimologis ini kemudian didefinisikan oleh Newmark sebagai berikut : “rendering the meaning of a texts into another language in the way that the author intended the texts”. Artinya menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang (Newmark dalam Machalli : 1993:5).
Menurut penulis, batasan pengertian yang diberikan oleh Newmark di atas mewakili sekian pengertian terjemah yang ada, sebab sebuah penerjemahan minimal memiliki dua kriteria ; pengalihan bahasa dari bahasa sumber dan penegasan pada kesesuaian kesan dan makna yang dikehendaki pengarangnya.
Adapun majaz berasal dari bahasa arab جاز الشئ – يجوز  , artinya boleh/melewati. Orang arab biasanya menyebutnya demikian pada lafadz yang diambil dari makna asli kemudian digunakan untuk arti yang lain. Gaya pengungkapan dengan menggunakan metafora sering digunakan oleh orang arab karena mereka gemar melebih-lebihkan kata dan terutama pada pemaknaan yang banyak pada satu kata[i].
Selanjutnya, Ahmad al-Hasyimi memberikan definisi sekaligus klasifikasi tentang majaz didalam bahasa arab yaitu:
المجاز هو اللفظ المستعمل فى غير ما وضع له فى اصطلاح التخاطب لعلاقة مع قرينة مانعة من إرادة المعنى الوضعى.
(majaz ialah kata yang digunakan untuk menunjukkan makna lain yang memiliki keterkaitan disertai adanya qarinah penghalang untuk diterjemahkan menurut arti pertama).
Majaz kemudian dibagi menjadi 4, yaitu: majaz isti’arah yakni majaz yang menggunakan ‘alaqah (hubungan) yang sama (antara arti asal dengan arti metafora), dan majaz mursal, yakni majaz yang menggunakan ‘alaqah yang tidak sama, majaz murakkab yakni memalingkan ke makna lain karena memiliki hubungan yang tidak sama, dan majaz ‘aqli yakni menyandarkan suatu proses kepada arti lain diluar makna asli[ii].
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa pada dasarnya majaz di dalam bahasa arab cenderung memberikan pemahaman makna sebuah kata diluar daripada makna yang umum. Hal ini tentu bukan tanpa sebab, melainkan karena ada alasan yang membenarkan kata tersebut diterjemahkan demikian.
Disamping itu, penerjemahan majaz tidak terbatas pada satu kata dalam sebuah ungkapan, bahkan bisa berupa ungkapan, ta’bir dan tutur kalimat yang merupakan sarana mengungkapkan ide-ide, permasalahan-permasalahan, dan bahkan perasaan, dimana pengungkapan secara majaz ini menjadi sebuah model dalam menuangkan pemikiran yang bernilai sastra. Sebagaimana dikatakan bahwa gaya bahasa itu digunakan dalam rangka mengungkap rasa, karsa yang sangat dalam dari seorang penulis.
Cara Penerjemahan Metafora (Tarjamah Majaz)
Nurul Murtadlo mencatat beberapa cara penerjemahan secara metaforis, sebagaimana yang beliau kutip dari tulisan Newmark (1986) dan Larson (1991). Newmark menawarkan tujuh cara sebagai berikut:
  1. Memproduksi citra (image) yang sama dalam bahasa sasaran, dengan syarat citra tersebut memiliki frekuensi dan penggunaan yang sebanding dalam ragam bahasa yang sesuai.
  2. Penerjemah bisa menggantikan citra dalam bahasa sumber dengan citra yang baku dalam bahasa sasaran yang tidak bertentangan dengan kultur bahasa sasaran tetapi sebagaimana metafor (stock metaphor), peribahasa dan seterusnya, mungkin saja diciptakan seseorang dan dipopulerkan melalui pidato populer, tulisan dan media lain.
  3. Penerjemahan metafora dengan simile dengan cara mempertahankan citra.
  4. Penerjemahan metafora (atau simile) dengan simile ditambah makna (atau kadang-kadang metafora ditambah makna).
  5. Pengubahan metafora menjadi makna.
  6. Penghilangan. Jika metafora tersebut tumpang tindih atau tidak diperlukan (otiose), ada alasan untuk menghilangkannya bersama-sama dengan komponen makna, dengan syarat teks bahasa sumber bukan authoritative atau expressive (yakni khususnya suatu ungkapan kepribadian penulis).
  7. Metafora yang sama digabung dengan makna.
Sementara itu Larson (1984:267) mengungkapkan lima cara yang sederhana yang dinilai mencakup ketujuh cara diatas, yaitu:
  1. Metafora dapat dipertahankan, jika kedengarannya wajar dan jelas bagi pembacanya.
  2. Metafora dapat diterjemahkan sebagai simile, yaitu dengan menambahkan kata seperti, bagai, bagaikan dan lain-lain.
  3. Metafora bahasa sumber dapat digantikan dengan metafora bahasa sasaran yang mempunyai makna yang sama.
  4. Metafora dapat dipertahankan dengan menerangkan maknanya atau menambahkan topik dan/atau titik kemiripannya.
  5. Makna metafora dapat dijelaskan tanpa menggunakan citra metaforisnya.
Kedua versi diatas memperlihatkan secara rinci bagaimana kemungkinan-kemungkinan yang bisa dilakukan dalam penerjemahan metafora, meskipun pada kesimpulannya, Murtadlo menilainya masih terlalu sempit dalam pemaknaan metafora terutama jika dibandingkan dengan definisi majaz perbandingan dalam klasifikasi moeliono (1989)[iii].
Konsepsi-konsepsi ini tentunya sebatas tawaran untuk lebih mendekatkan pada arti dari bahasa sumber kepada bahasa sasaran. Karena bagaimanapun juga menerjemahkan bahasa sumber kedalam bahasa sasaran paling tidak hanya bisa mendekati makna yang dikehendaki oleh bahasa sumber. Oleh karenanya, hal yang mendasar didalam penerjemahan adalah penerjemahan dengan prosedur harfiah telah serasi dengan kaidah bahasa dan kondisi cultural bahasa sumber, maka prosedur lain tidak perlu diberlakukan (Machalli, 1996:64-65).
Pengertian Metafora
Metafora dalam arti luas adalah semua bentuk kiasan yang oleh Moeliono (1989) diistilahkan majaz dengan tiga klasifikasi, majaz perbandingan, majaz pertentangan dan majaz pertautan, menurut Moeliono diatas, (التشبيه – simile (eksplisit) dan metafora (implisit) adalah sub-kategori majaz perbandingan.
Istilah majaz (مجاز) pertama kali diperkenalkan oleh Abu Ubaidah (110-209) dengan arti segala bentuk kiasan termasuk didalamnya تشبيه /tasybi:h/atau majaz perbandingan dalam istilah Moeliono (1989). Tetapi dalam perkembangan selanjutnya, majaz hanyalah merupakan salah satu bagian dari bentuk-bentuk kiasan yang menjadi kajian ilmu bayan.
Majaz sebagai terjemahan Figure of speech, rhetorical atau schemes (Abram, 1981) kurang tepat dipakai dalam kajian karena dua alasan:
  1. kata tersebut serapan dari bahasa arab yang cakupannya lebih sempit dari metafora daam artian luas.
  2. istilah metafora dipilih dalam tulisan ini dalam artian luas yang dapat dipadankan dengan istilah majaz (مجاز) dalam bahasa arab sebagaimana pertama kali diperkenalkan oleh Abu Ubaidah. 
http://blog.uin-malang.ac.id/amin/2010/12/21/metafora-dalam-penerjemahan-arab-indonesia/